Hari Sabat yang menurut Alkitab adalah sebagai hari suci bagi manusia. Namun hal itu telah menjadi suatu persoalan sejak beratus tahun dulu. Ada orang melihat kepada ajaran tentang hari Sabat itu, langsung menghubungkannya dengan agama Yahudi. Khususnya di kalangan kebanyakan golongan agama Kristen mempunyai kesimpulan bahwa ajaran tentang hari Sabat itu adalah peraturan Perjanjian Lama yang menurut kesimpulan itu sudah diubahkan dengan peraturan Perjanjian Baru.
Ada pula orang yang menganggap bahwa perintah Tuhan tentang penyucian hari Sabat di dalam 10 Hukum Allah itu, tetap berlaku sepanjang masa, namun hari Sabat itu tidaklah dikhususkan kepada hari tertentu. Dan yang jelas diterima dan dilaksanakan oleh kebanyakan umat Kristen sekarang ini ialah penyucian hari Minggu, sebagai hari kebaktian, dengan alasan, ialah karena itu adalah hari kebangkitan Yesus Kristus.
Sementara itu masih ada lagi yang tetap melaksanakan perintah Hukum hari Sabat itu sebagaimana yang diajarkan dari dalam Kitab Suci. Mereka yang tetap mempertahankan penyucian hari Sabat, yaitu hari ketujuh, melihat bahwa sebagai Hukum yang keempat dari Sepuluh Hukum Allah, tidak dapat diubahkan dan tidak dapat dipisahkan dari Sepuluh Hukum itu. Lebih jauh lagi bahwa penyucian hari Sabat, yaitu hari ketujuh bukan hanya menyangkut soal Hukum saja tetapi mempunyai arti dan nilai-nilai rohani yang khusus pada hari itu sesuai dengan rencana Allah yang dijanjikan bagi umat-Nya yang tidak dijanjikan pada hari lain.
Kemudian kita melihat pula adanya orang yang tidak yakin mengenai penyucian hari Minggu tetapi masih agak ragu terhadap hari Sabat itu namun berusaha mempelajari persoalan ini dengan lebih saksama agar memperoleh kebenaran.
Dengan demikian timbul beberapa pertanyaan yang memerlukan jawaban tentang hari Sabat itu! Apakah sebenarnya hari Sabat itu ? Apakah benar bahwa penyucian Sabat, hari ketujuh itu sudah diubahkan dan tidak berlaku sekarang ini ? Untuk siapakah sebenarnya hari Sabat itu diberikan, bangsa Yahudi sajakah atau untuk umat manusia sepanjang zaman ? Apakah penyucian hari Sabat itu berarti penyucian hari mana saja yang disukai ? Manakah sebenarnya penyucian hari Sabat yang benar.
Ada pula orang yang menganggap bahwa perintah Tuhan tentang penyucian hari Sabat di dalam 10 Hukum Allah itu, tetap berlaku sepanjang masa, namun hari Sabat itu tidaklah dikhususkan kepada hari tertentu. Dan yang jelas diterima dan dilaksanakan oleh kebanyakan umat Kristen sekarang ini ialah penyucian hari Minggu, sebagai hari kebaktian, dengan alasan, ialah karena itu adalah hari kebangkitan Yesus Kristus.
Sementara itu masih ada lagi yang tetap melaksanakan perintah Hukum hari Sabat itu sebagaimana yang diajarkan dari dalam Kitab Suci. Mereka yang tetap mempertahankan penyucian hari Sabat, yaitu hari ketujuh, melihat bahwa sebagai Hukum yang keempat dari Sepuluh Hukum Allah, tidak dapat diubahkan dan tidak dapat dipisahkan dari Sepuluh Hukum itu. Lebih jauh lagi bahwa penyucian hari Sabat, yaitu hari ketujuh bukan hanya menyangkut soal Hukum saja tetapi mempunyai arti dan nilai-nilai rohani yang khusus pada hari itu sesuai dengan rencana Allah yang dijanjikan bagi umat-Nya yang tidak dijanjikan pada hari lain.
Kemudian kita melihat pula adanya orang yang tidak yakin mengenai penyucian hari Minggu tetapi masih agak ragu terhadap hari Sabat itu namun berusaha mempelajari persoalan ini dengan lebih saksama agar memperoleh kebenaran.
Dengan demikian timbul beberapa pertanyaan yang memerlukan jawaban tentang hari Sabat itu! Apakah sebenarnya hari Sabat itu ? Apakah benar bahwa penyucian Sabat, hari ketujuh itu sudah diubahkan dan tidak berlaku sekarang ini ? Untuk siapakah sebenarnya hari Sabat itu diberikan, bangsa Yahudi sajakah atau untuk umat manusia sepanjang zaman ? Apakah penyucian hari Sabat itu berarti penyucian hari mana saja yang disukai ? Manakah sebenarnya penyucian hari Sabat yang benar.
Adapun bunyi Hukum hari Sabat dalam Sepuluh Hukum Allah itu, sebagai berikut :
"Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Enam hari lamanya engkau bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu, maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanyaTUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya." Keluaran 20:8-11 (lihat contoh gambar kalender baik yang di website ini ataupun di rumah anda, perhitungan hari dimulai dari minggu (sun) yang berarti hari pertama dan berakhir hari sabtu (sat) yang berarti hari ketujuh).
Dari bunyi hukum itu dapatlah dengan jelas kita ketahui, apakah sebenarnya hari Sabat itu. Satu kenyataan yang jelas tentang apa dan mengapa hari Sabat itu, ialah karena dalam enam hari Allah telah menjadikan langit dan bumi, dan berhenti pada hari yang ketujuh. Dengan lain perkataan, bahwa hari Sabat itu adalah suatu hari peringatan penciptaan dunia. Dengan demikian, maka tiap Sabat menarik pikiran kita kepada kuasa Allah yang telah menjadikan dunia ini.
Jelas pula dalam hukum itu dan tidak perlu disalahtafsirkan lagi bahwa hari Sabat itu hari yang "harus disucikan", itulah hari yang ketujuh" dan hari itulah "hari Tuhan" dan "hari yang diberkati".
Tegasnya tiap kali kita tiba pada hari Sabat yaitu hari ketujuh dalam minggu, memperingatkan kita tentang kuasa Allah yang menciptakan semesta alam. Dan kebaktian pada hari itu adalah suatu tanda pengakuan kita terhadap kuasa Allah dalam hidup kita.
Dengan kata lain penyucian hari Sabat itu menjadi suatu tanda kesetiaan kita kepada Khalik Pencipta, suatu tugu peringatan tentang kuasa-Nya yang menciptakan dunia ini.
"Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Enam hari lamanya engkau bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu, maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanyaTUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya." Keluaran 20:8-11 (lihat contoh gambar kalender baik yang di website ini ataupun di rumah anda, perhitungan hari dimulai dari minggu (sun) yang berarti hari pertama dan berakhir hari sabtu (sat) yang berarti hari ketujuh).
Dari bunyi hukum itu dapatlah dengan jelas kita ketahui, apakah sebenarnya hari Sabat itu. Satu kenyataan yang jelas tentang apa dan mengapa hari Sabat itu, ialah karena dalam enam hari Allah telah menjadikan langit dan bumi, dan berhenti pada hari yang ketujuh. Dengan lain perkataan, bahwa hari Sabat itu adalah suatu hari peringatan penciptaan dunia. Dengan demikian, maka tiap Sabat menarik pikiran kita kepada kuasa Allah yang telah menjadikan dunia ini.
Jelas pula dalam hukum itu dan tidak perlu disalahtafsirkan lagi bahwa hari Sabat itu hari yang "harus disucikan", itulah hari yang ketujuh" dan hari itulah "hari Tuhan" dan "hari yang diberkati".
Tegasnya tiap kali kita tiba pada hari Sabat yaitu hari ketujuh dalam minggu, memperingatkan kita tentang kuasa Allah yang menciptakan semesta alam. Dan kebaktian pada hari itu adalah suatu tanda pengakuan kita terhadap kuasa Allah dalam hidup kita.
Dengan kata lain penyucian hari Sabat itu menjadi suatu tanda kesetiaan kita kepada Khalik Pencipta, suatu tugu peringatan tentang kuasa-Nya yang menciptakan dunia ini.
Dari manakah asal mulanya Sabat itu ? Benarkah Sabat itu dikhususkan bagi bangsa Yahudi atau bagi semua bangsa manusia ? Sebenarnya Sabat itu pertama kali telah diberikan oleh Allah sendiri kepada Adam dan Hawa di Taman Eden.
Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari yang ketujuh dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu." Kejadian 2:2,3.
Sangat jelas ! Tidak perlu dipersoalkan lagi, tentang hari "ketujuh" itulah hari "Sabat". Apa yang terjadi pada hari itu ? Allah berhenti dan memberkati hari itu, dan menyucikannya. Dengan memberkati hari itu, dan menyucikannya. Dengan kata lain Allah mengkhususkan hari yang ketujuh itu, untuk maksud-maksudnya yang suci. Dengan demikian Sabat, hari ketujuh itu, bukanlah peraturan dan ketentuan yang dibuat oleh manusia, melainkan oleh Allah sendiri.
2500 tahun kemudian, ketika Allah memberikan 10 Firman, yaitu 10 Hukum Allah di atas dua loh batu di Gunung Sinai, Allah tidak membuat perubahan tentang hari Sabat, melainkan tetap diberikannya kepada manusia supaya menyucikan hari ketujuh, yaitu hari Sabat sebagai tanda kuasa Allah yang telah menjadikan langit dan bumi.
Apakah Sabat itu untuk orang Yahudi saja ? Kalau benar menurut dugaan orang bahwa hari Sabat hukum keempat itu hanya untuk orang Yahudi saja, maka sudah tentu Sepuluh Hukum itu juga hanya untuk orang Yahudi, dan hanya orang Yahudi sajalah yang dilarang, jangan mencuri, jangan membunuh dan seterusnya ! Tidakkah demikian bukan ?
Lebih jauh lagi, bahwa hari Sabat itu sudah dimulai sejak di taman Eden, dan sudah sebanyak 130.000 kali disucikan sebelum bangsa Yahudi itu muncul sebagai satu bangsa. Tegasnya sebelum bangsa Yahudi itu lahir, hari Sabat sudah lama dipelihara dan disucikan umat Allah.
"Lalu kata Yesus kepada mereka, Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari SABAT, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat." Markus 2:27,28.
Oleh karena Yesus adalah Khalik, Ia telah menjadikan hari Sabat pada mula pertama,maka hari Sabat itu adalah dari Yesus Kristus dan itulah hari yang benar dan disucikan oleh umat Allah. Itulah juga hari yang Yesus sendiri sucikan.
"Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab." Lukas 4:16.
Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari yang ketujuh dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu." Kejadian 2:2,3.
Sangat jelas ! Tidak perlu dipersoalkan lagi, tentang hari "ketujuh" itulah hari "Sabat". Apa yang terjadi pada hari itu ? Allah berhenti dan memberkati hari itu, dan menyucikannya. Dengan memberkati hari itu, dan menyucikannya. Dengan kata lain Allah mengkhususkan hari yang ketujuh itu, untuk maksud-maksudnya yang suci. Dengan demikian Sabat, hari ketujuh itu, bukanlah peraturan dan ketentuan yang dibuat oleh manusia, melainkan oleh Allah sendiri.
2500 tahun kemudian, ketika Allah memberikan 10 Firman, yaitu 10 Hukum Allah di atas dua loh batu di Gunung Sinai, Allah tidak membuat perubahan tentang hari Sabat, melainkan tetap diberikannya kepada manusia supaya menyucikan hari ketujuh, yaitu hari Sabat sebagai tanda kuasa Allah yang telah menjadikan langit dan bumi.
Apakah Sabat itu untuk orang Yahudi saja ? Kalau benar menurut dugaan orang bahwa hari Sabat hukum keempat itu hanya untuk orang Yahudi saja, maka sudah tentu Sepuluh Hukum itu juga hanya untuk orang Yahudi, dan hanya orang Yahudi sajalah yang dilarang, jangan mencuri, jangan membunuh dan seterusnya ! Tidakkah demikian bukan ?
Lebih jauh lagi, bahwa hari Sabat itu sudah dimulai sejak di taman Eden, dan sudah sebanyak 130.000 kali disucikan sebelum bangsa Yahudi itu muncul sebagai satu bangsa. Tegasnya sebelum bangsa Yahudi itu lahir, hari Sabat sudah lama dipelihara dan disucikan umat Allah.
"Lalu kata Yesus kepada mereka, Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari SABAT, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat." Markus 2:27,28.
Oleh karena Yesus adalah Khalik, Ia telah menjadikan hari Sabat pada mula pertama,maka hari Sabat itu adalah dari Yesus Kristus dan itulah hari yang benar dan disucikan oleh umat Allah. Itulah juga hari yang Yesus sendiri sucikan.
"Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab." Lukas 4:16.
Lebih lanjut, apa lagi yang dikatakan oleh Allah tentang hari Sabat itu ? "Katakanlah kepada orang Israel, demikian, Tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu." Keluaran 31:13.
"Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka." Yehezkiel 20:12.
Hari Sabat itu adalah tanda umat Allah, panji yang meninggikan kebesaran Allah dan meterai yang menyatakan kekuasaan Allah yang telah menciptakan semesta alam. Sabat itu pula adalah tanda kenyataan kebesaran pemerintahan Allah.
Satu pemerintahan dunia dapat dikenal dengan adanya beberapa tanda atau ciri-ciri khusus. Misalnya dalam kehidupan sosial, kebudayaan, agama dan sebagainya. Yang menonjol dalam ciri khas satu bangsa ialah bahasa, dan bendera bangsa itu. Bagaimana jika seorang warga negara Indonesia yang menyatakan dirinya bahwa ia mencintai negara Indonesia, tetapi pada suatu ketika ia menginjak-injak bendera kebangsaan Indonesia di bawah tapak kakinya ? Atau ia yang mengaku mencintai negara Indonesia tetapi mengibarkan bendera negara lain di depan rumahnya ? Kita pasti menilai bahwa tindakan itu adalah suatu penghianatan !
Hari Sabat adalah tanda khusus antara Allah dan umat-Nya. Hari Sabat itu adalah bendera, panji yang menyatakan lambang Allah sebagai Khalik Pencipta alam semesta. Itu adalah hari suci, dan patut disucikan oleh umat Allah yang mengakui mencintai Tuhan dengan segenap hati, tubuh dan jiwa ! Namun demikian betapa banyak orang yang mengaku percaya kepada Allah, tetapi memperlakukan hari Sabat Tuhan itu, yaitu panji kebesaran Allah itu dengan dipijak-pijak di bawah telapak kaki mereka, enggan untuk menyucikannya, dan berbuat khianat mengibarkan bendera lain bagi dirinya sendiri !
"Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka." Yehezkiel 20:12.
Hari Sabat itu adalah tanda umat Allah, panji yang meninggikan kebesaran Allah dan meterai yang menyatakan kekuasaan Allah yang telah menciptakan semesta alam. Sabat itu pula adalah tanda kenyataan kebesaran pemerintahan Allah.
Satu pemerintahan dunia dapat dikenal dengan adanya beberapa tanda atau ciri-ciri khusus. Misalnya dalam kehidupan sosial, kebudayaan, agama dan sebagainya. Yang menonjol dalam ciri khas satu bangsa ialah bahasa, dan bendera bangsa itu. Bagaimana jika seorang warga negara Indonesia yang menyatakan dirinya bahwa ia mencintai negara Indonesia, tetapi pada suatu ketika ia menginjak-injak bendera kebangsaan Indonesia di bawah tapak kakinya ? Atau ia yang mengaku mencintai negara Indonesia tetapi mengibarkan bendera negara lain di depan rumahnya ? Kita pasti menilai bahwa tindakan itu adalah suatu penghianatan !
Hari Sabat adalah tanda khusus antara Allah dan umat-Nya. Hari Sabat itu adalah bendera, panji yang menyatakan lambang Allah sebagai Khalik Pencipta alam semesta. Itu adalah hari suci, dan patut disucikan oleh umat Allah yang mengakui mencintai Tuhan dengan segenap hati, tubuh dan jiwa ! Namun demikian betapa banyak orang yang mengaku percaya kepada Allah, tetapi memperlakukan hari Sabat Tuhan itu, yaitu panji kebesaran Allah itu dengan dipijak-pijak di bawah telapak kaki mereka, enggan untuk menyucikannya, dan berbuat khianat mengibarkan bendera lain bagi dirinya sendiri !
Yesus disalibkan pada hari Jumat, yaitu hari yang disebut, hari persiapan untuk Sabat, yang mulai berlaku ketika matahari terbenam pada hari Jumat itu. Yesus mati di salib pada petang hari itu dan Yusuf dari Arimatea menurunkan jenazah-Nya dan meletakkan dalam kubur.
Ada orang beranggapan bahwa oleh karena Yesus bangkit pada hari Minggu maka hari Sabat itu dengan sendirinya diganti dengan hari Minggu sebagai hari kebangkitan. Namun demikian alasan ini walaupun bagus kedengarannya tetap tidaklah mempunyai dasar kebenaran Kitab Suci ! Perhatikanlah peristiwa yang sebenarnya terjadi pada waktu itu :
"Hari itu adalah hari persiapan dan Sabat hampir mulai. Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut Hukum Taurat." Lukas 23:54-56.
Dalam Lukas 24:1, dijelaskan pula bahwa
"Tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka."
Ayat ini tidak menunjukkan bahwa oleh karena peristiwa kebangkitan Yesus terjadi pada hari Minggu, maka hari Sabat hukum keempat itu sudah harus diganti dengan hari kebangkitan.
Setelah Yesus bangkit dan naik ke surga, rasul-rasul dan pengikut-pengikut Yesus tetap memelihara hari Sabat karena Yesus sendiri "Tuhan atas hari Sabat itu" (Markus 2:17,28), tidak pernah mengatakan sesuatu tentang hari Minggu.
Dikatakan tentang Rasul Paulus yang memberitakan tentang Yesus Kristus setelah lama Ia naik ke surga, ketika berada di kota Korintus, bahwa : "Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan - orang-orang Yunani. Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka." Kisah 18:4,11.
Rasul Paulus mengetahui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan atas hari Sabat kepada manusia, tidak pernah mengubahkan Sabat itu, "Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci." Kisah Para Rasul 17:2,3.
Ada orang beranggapan bahwa oleh karena Yesus bangkit pada hari Minggu maka hari Sabat itu dengan sendirinya diganti dengan hari Minggu sebagai hari kebangkitan. Namun demikian alasan ini walaupun bagus kedengarannya tetap tidaklah mempunyai dasar kebenaran Kitab Suci ! Perhatikanlah peristiwa yang sebenarnya terjadi pada waktu itu :
"Hari itu adalah hari persiapan dan Sabat hampir mulai. Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut Hukum Taurat." Lukas 23:54-56.
Dalam Lukas 24:1, dijelaskan pula bahwa
"Tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka."
Ayat ini tidak menunjukkan bahwa oleh karena peristiwa kebangkitan Yesus terjadi pada hari Minggu, maka hari Sabat hukum keempat itu sudah harus diganti dengan hari kebangkitan.
Setelah Yesus bangkit dan naik ke surga, rasul-rasul dan pengikut-pengikut Yesus tetap memelihara hari Sabat karena Yesus sendiri "Tuhan atas hari Sabat itu" (Markus 2:17,28), tidak pernah mengatakan sesuatu tentang hari Minggu.
Dikatakan tentang Rasul Paulus yang memberitakan tentang Yesus Kristus setelah lama Ia naik ke surga, ketika berada di kota Korintus, bahwa : "Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan - orang-orang Yunani. Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka." Kisah 18:4,11.
Rasul Paulus mengetahui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan atas hari Sabat kepada manusia, tidak pernah mengubahkan Sabat itu, "Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci." Kisah Para Rasul 17:2,3.
Hari Sabat tidak akan menyelamatkan seseorang. Manusia tidak diselamatkan karena perbuatan dan penurutan pada Hukum Allah, karena manusia diselamatkan hanya oleh karunia Yesus Kristus. Namun demikian seorang yang percaya kepada Yesus Kristus dan menerima karunia daripada-Nya haruslah menjadi seorang yang bukan pelanggar hukum Allah melainkan penurut hukum itu, termasuk pula penurutan untuk menyucikan hari Sabat, hukum keempat.
Beberapa berkat dan kebahagiaan seseorang apabila ia memelihara hari Sabat dapat dikemukakan sebagai berikut :
Beberapa berkat dan kebahagiaan seseorang apabila ia memelihara hari Sabat dapat dikemukakan sebagai berikut :
- Oleh karena Sabat itu suatu tugu peringatan tentang kuasa Khalik yang menciptakan semesta alam maka pemeliharaan Sabat berarti memperkuat tugu peringatan itu bagi Khalik kita. Dengan demikian Sabat itu memberikan kesempatan bagi kita untuk memperoleh hubungan yang erat dengan Khalik oleh mempelajari keajaiban alam dan mendapatkan kekuatan rohani.
- Dalam perbaktian kita pada hari itu, kehadiran Yesus Kristus, oleh Roh Suci akan meliputi kehidupan kita, karena pada waktu itu segala urusan keduniawian tidak kita lakukan, melainkan hanyala urusan kerohanian adanya. Maka suasana kebahagiaan batin dalam jiwa kita akan dinikmati.
- Hari Sabat itu memberikan pula kesempatan bagi kita untuk bertemu dan berbakti bersama-sama, dalam pertemuan kebaktian umat Tuhan, suatu pertemuan yang memberikan suasana kesenangan dan kebahagiaan rohani.
- Hari Sabat menjadi pula hari bagi kita untuk membantu meringankan penderitaan sesama manusia, melawat orang sakit, memberikan makanan atau pakaian kepada orang-orang yang memerlukan. Hari Sabat adalah hari kesukaan dan kebahagiaan, "Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat." Matius 12:12.
- Hari Sabat adalah hari di mana ikatan keluarga akan lebih dipererat, Ayah, Ibu dan Anak-anak tidak bekerja atau tidak ke sekolah. Mereka berkumpul bersama-sama untuk berdoa, membaca firman Allah atau buku-buku yang memberikan kekuatan rohani bagi jiwa. Kesempatan ini jarang diperoleh pada hari lain.
- Hari Sabat dirasakan sebagai satu di mana Tuhan akan memberikan lebih banyak berkat dan kekuatan rohani apabila tiap orang berbakti pada hari itu dengan sebenarnya.
- Hari Sabat memberikan pula suatu suasana kedamaian dan kebahagiaan. Seolah-olah sedang melatih diri kita untuk menikmati kebaktian hari Sabat yang sangat besar dalam dunia baru, di kerajaan surga.
Karena telah dijanjikan, "Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN." Yesaya 66:23.
"Apabila engkau tidak menginjak-injak Hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan" dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia" apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan, Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya." Yesaya 58:13,14.
Maukah saudara mendapatkan damai bahagia dan ketenangan jiwa ? Maukah saudara menikmati arti hidup yang sebenarnya dengan kekuatan rohani yang sempurna ? Oleh memelihara dan menyucikan Sabat, saudara menerima perjanjian, berkat Allah, kesucian hidup dan kebahagiaan abadi.
"Apabila engkau tidak menginjak-injak Hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan" dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia" apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan, Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya." Yesaya 58:13,14.
Maukah saudara mendapatkan damai bahagia dan ketenangan jiwa ? Maukah saudara menikmati arti hidup yang sebenarnya dengan kekuatan rohani yang sempurna ? Oleh memelihara dan menyucikan Sabat, saudara menerima perjanjian, berkat Allah, kesucian hidup dan kebahagiaan abadi.