REFORMASI KESEHATAN


I. REFORMASI KESEHATAN

Ellen G. White :
“Kewajiban kita yang pertama, satu-satunya yang wajib kita kepada Allah, kepada diri sendiri, dan kepada sesama manusia kita adalah mematuhi h u k u m – h u k u m A l l a h. Semuanya ini termasuk h u k u m – h u k u m k e s e h a t a n.”--- Counsels on Health, pp. 24, 25.

Sebutan “Reformasi Kesehatan” sesungguhnya baharu saja terdengar di akhir zaman, di dalam sidang Jemaat Laodikea, atau Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Ini berarti sebutan itu baharu saja muncul sesudah tahun 1844, maka dengan sendirinya sudah harus dapat dimengerti bahwa iaitu ditujukan h a n y a kepada umat Masehi Advent Hari Ketujuh. Sekalipun demikian dari pengalaman sejarah umat Allah dalam sejarah Wasiat Lama reformasi kesehatan itu sesungguhnya sudah berulang kali diperintahkan kepada umat Israel. Bahkan sampai kepada pengalaman dari Yahya Pembaptis sendiri. Kepada Adam Tuhan Allah berfirman :

“Lihatlah, bahwa sesungguhnya Aku telah memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji-biji di seluruh permukaan bumi, dan segala pohon yang berbuah dengan berbiji itu akan makananmu (to you it shall be for meat).” – Kejadian 1 : 29.

Makanan manusia sejak mulanya terdiri dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Walaupun sesudah kejatuhan Adam dan isterinya dalam dosa, dan sekalipun mereka sudah dihalau keluar dari Eden yang permai itu, namun makanan mereka masih tetap sama sesuai yang diajarkan Tuhan Allah kepada mereka sejak dari mulanya. Bahkan sampai di zaman Nuh makanan daging belum pernah diperkenalkan kepada mereka sampai datang air bah yang dahsyat itu. Hamba Tuhan menuliskannya sebagai berikut :

“Sebelum waktu ini (waktu air bah) Allah tidak pernah mengijinkan manusia untuk memakan makanan daging. Setiap tumbuhan yang hidup pada seluruh permukaan bumi pada mana kehidupan manusia bergantung telah binasa, maka olehnya itu Allah telah mengijinkan kepada Nuh untuk memakan dari binatang-binatang halal yang telah dibawanya serta di dalam bahtera. Allah berfirman kepada Nuh : ‘Semua yang bergerak dan yang hidup itu merupakan makanan bagimu, sebagaimana juga tumbuh-tumbuhan hijau, semua telah Ku berikan kepadamu.’ Sebagaimana sebelumnya Tuhan telah memberikan kepada mereka tumbuh-tumbuhan yang berbiji di permukaan bumi dan buah-buahan dari padang, maka kini dalam suasana keadaan yang khusus, dimana mereka telah ditempatkan, IA telah mengijinkan kepada mereka untuk memakan makanan daging. Namun aku tampak bahwa d a g i n g b i n a t a n g adalah b u k a n makanan yang paling sehat bagi manusia.” – Spiritual Gifts, vol. III, p. 76.

Makanan daging sejak mulanya diberikan kepada Nuh dan keturunannya adalah karena alasan tidak ada lagi makanan alamiah yang tersedia di permukaan bumi, akibat dari air bah. Namun setelah keturunan dari Nuh terus meningkat, dan berbagai kejahatan terus bertambah-tambah, maka salah satu pangkal sebab dari berbagai kejatuhan mereka itu adalah s e l e r a dan n a f s u.
II.Tidak bertarak mendatangkan kebinasaan SODOM dan GOMORAH

Ellen G. White :
“Sementara manusia terus bertambah-tambah di bumi sesudah air bah itu, maka mereka kembali lupa akan Allah, lalu mendurhaka oleh segala jalannya di hadapan Tuhan. TIDAK BERTARAK DALAM SEGALA BENTUK terus meningkat, sehingga hampir seluruh dunia jatuh ke bawah arus pengaruhnya. Seluruh kota-kota telah disapu bersih dari permukaan bumi karena kejahatan-kejahatan yang hina dan dosa-dosa pemberontakan yang telah membuat mereka bagaikan sebuah n o d a di atas medan yang indah dari karya-karya ciptaan Allah. Pemuasan terhadap selera-selera yang bukan alamiah membawa kepada dosa-dosa, yang telah menyebabkan kebinasaan Sodom dan Gomorah. Allah menunjukkan sebab kejatuhan B a b i l kepada gelojoh dan mabuk. Pemanjaan selera serta n a f s u adalah pangkal dari semua dosa-dosa mereka.” – Counsels on Health, p. 110. 


III.Penggunaan daging sebagai makanan di zaman Israel Wasiat Lama

Kita selanjutnya meningkat kepada pengalaman umat Israel di zaman nabi Musa. Sebelum mereka dibawa keluar dari Mesir, mereka sesungguhnya sudah terbiasa dengan makanan daging kemewahan di Mesir. Bahkan berbagai ketentuan dari Hukum Allah termasuk hukum Sabat itu sudah tidak lagi dapat dipatuhinya dengan benar selama dalam perhambaan mereka itu. Karena sebab itulah, maka mereka telah di bawa keluar dari perhambaan itu di bawah kepemimpinan dari Musa. Ellen G. White menuliskannya sebagai berikut :

“Dalam memilih makanan manusia di Eden Tuhan telah menunjukkan makanan mana yang terbaik. Dalam menentukan makanan bagi Israel, IA telah memberikan pelajaran yang sama. IA menghantarkan umat Israel meninggalkan Mesir dan mengusahakan latihan-latihan bagi mereka, agar mereka boleh menjadi suatu umat bagi milik-Nya sendiri. Melalui mereka Ia ingin memberikan berkat serta pelajaran bagi dunia. Ia melengkapi mereka dengan makanan yang terbaik dan cocok untuk maksud ini, b u k a n d a g i n g, melainkan m a n n a, yaitu ‘roti dari sorga’. Adalah hanya oleh ketidak puasan dan persungutan mereka untuk mendapatkan makanan daging kemewahan Mesir (flesh-pots of Egypt), maka MAKANAN DAGING TELAH DIPERKENANKAN kepada mereka, TETAPI INIPUN HANYA UNTUK SUATU JANGKA WAKTU PENDEK. Penggunaannya telah mengakibatkan penyakit dan kematian bagi beribu-ribu orang. Namun pembatasan untuk makanan yang tidak berdaging t i d a k p e r n a h diterima secara sungguh-sungguh. Hal itu terus menerus berlangsung sehingga menjadi pangkal ketidak puasan, persungutan secara terang-terangan maupun secara diam-diam, sehingga PEMBATASAN ITU TIDAK BISA MENJADI P E R M A N E N (TETAP). – Ministry of Healing, p. 311.

Adalah karena berbagai ketidak puasan dan persungutan umat Israel untuk mendapatkan makanan daging sepanjang perjalanan pengembaraan mereka di padang belantara, maka makanan daging telah diperkenankan kepada mereka secara berulang kali, artinya, seringkali dilarang seringkali pula diperkenankan. Untuk itulah, maka pengaturan perihal makanan daging bagi mereka itu telah dibukukan oleh Musa di dalam bukunya Immamat pasal 11. Jadi, jelaslah bahwa pengaturan perihal makanan daging pada Immamat pasal 11 itu, sesuai penjelasan hamba Tuhan Nyonya White di atas, h a n y a untuk suatu jangka waktu pendek. Pengaturan itu tidak berlaku permanen. Dan b u k a n untuk selamanya sampai kepada kita di akhir zaman., sebab ternyata beberapa tahun kemudian umat Israel itu kembali diperkenankan menggunakan makanan daging. Nyonya White menuliskannya sebagai berikut :

“SESUDAH MEREKA MENETAP DI KANAAN, baharu umat Israel itu DIPERKENANKAN LAGI DENGAN PEMAKAIAN MAKANAN DAGING, tetapi dengan pembatasan-pembatasan yang sangat ketat untuk mengurangi akibat-akibat yang buruk. Penggunaan daging babi adalah dilarang, dengan tujuan seperti juga daging dari binatang-binatang lainnya, burung-burung dan ikan yang dagingnya telah dinyatakan haram. Dari daging-daging yang diperkenankan itu, maka penggunaan l e m a k dan d a r a h adalah sangat dilarang.” – Ministry of Healing, pp. 311, 312.

Saudara ! Perhatikanlah dengan saksama ucapan hamba Tuhan Nyonya White berikut ini :

“Tuhan memberikan petunjuk kepada Israel kuno itu agar supaya jika mereka mau berpegang teguh pada-Nya serta melakukan semua permintaan-Nya, maka Ia mau melindungi mereka daripada segala penyakit seperti yang telah ditimpakan kepada orang-orang Mesir. Tetapi janji ini diberikan dengan syarat penurutan. Kalau saja umat Israel mematuhi perintah yang telah diterimanya lalu mengambil manfaat dari segala kesempatan yang menguntungkan itu, maka mereka sudah akan menjadi sebuah objek pelajaran kesehatan dan kebahagiaan bagi dunia. Umat Israel telah gagal untuk memenuhi maksud Allah, dan demikianlah mereka telah gagal untuk memperoleh berkat-berkat yang seharusnya menjadi milik mereka. Tetapi oleh JUSUF dan DANIEL, oleh MUSA dan ELIYAH serta oleh banyak lagi orang lainnya kita telah memperoleh contoh-contoh yang mulia mengenai hasil – hasil dari rencana kehidupan yang benar. KESETIAAN YANG S A M A D I W A K T U I N I AKAN MENGHASILKAN JUGA HASIL-HASIL YANG SAMA .” – Counsels on Diet and Foods, pp. 26, 27.

IV.Reformasi Kesehatan dalam kehidupan Daniel dan Rekan-Rekannya

Nyonya Ellen G. White menuliskannya sebagai berikut :

“Orangtua Daniel telah melatihnya sejak masa kanak-kanaknya kepada kebiasaan-kebiasaan pertarakan yang sungguh-sungguh. Mereka telah mengajarkan kepadanya bahwa ia harus menyesuaikan diri kepada hukum-hukum alam dalam segala kebiasaannya; agar supaya cara makan dan minumnya dapat mempengaruhi langsung tubuhnya, mentalnya dan keadaan moralnya, dan agar supaya ia dapat dipertanggung jawabkan kepada Allah untuk semua kemampuannya, karena semuanya itu telah ia miliki sebagai suatu karunia dari Allah, sehingga seharusnya tidak oleh cara apapun juga baginya untuk merendahkan atau melumpuhkan semua karunia itu.

“Sebagai hasil dari cara pendidikan ini, maka hukum Allah telah ditinggikan di dalam ingatannya, dan dimuliakan di dalam hatinya. Selama tahun-tahun permulaan dari masa tawanannya, Daniel telah melewati suatu cobaan yang bertujuan untuk membiasakannya kepada kemewahan istana, dan kemunafikan serta kekapiran. Sesungguhnya sesuatu sekolah yang aneh, yang membuatnya pantas bagi suatu kehidupan yang sederhana, tekun dan setia. Namun ia telah hidup dengan tidak berdosa walaupun di bawah suasana kejahatan yang mengelilinginya.

“Pengalaman Daniel dan rekan-rekan orang mudanya menggambarkan berbagai manfaat yang dapat diperoleh karena suatu pertarakan makanan, dan menunjukkan apa yang akan Allah lakukan bagi mereka yang mau bekerjasama dengan-Nya dalam menyucikan dan meninggikan jiwa. Mereka telah menjadi suatu kemuliaan bagi Allah, dan suatu terang yang cerah dan bersinar-sinar di dalam istana Babil.

”Dalam ceritera sejarah ini kita mendengar suara Allah yang mengamanatkan kepada masing-masing kita, mengundang kita untuk menghimpunkan semua cahaya terang yang mulia mengenai pokok pertarakan Kristen ini, dan supaya menempatkan diri kita sendiri dalam ikatan yang benar pada hukum-hukum kesehatan itu.

“Dalam peristiwa Daniel dan ketiga rekannya itu terdapat hotbah-hotbah mengenai r e f o r m a s i k e s e h a t a n.” – Counsels on Diet and Foods, pp. 154, 155, 379.