Friday, November 19, 2010

H A R I S A B A T

  










Hari Sabat yang menurut Alkitab adalah sebagai hari suci bagi manusia.  Namun hal itu telah menjadi suatu persoalan sejak beratus tahun dulu.  Ada orang melihat kepada ajaran tentang hari Sabat itu, langsung menghubungkannya dengan agama Yahudi.   Khususnya di kalangan kebanyakan golongan agama Kristen mempunyai kesimpulan bahwa ajaran tentang hari Sabat itu adalah peraturan Perjanjian Lama yang menurut kesimpulan itu sudah diubahkan dengan peraturan Perjanjian Baru.
Ada pula orang yang menganggap bahwa perintah Tuhan tentang penyucian hari Sabat di dalam 10 Hukum Allah itu, tetap berlaku sepanjang masa, namun hari Sabat itu tidaklah dikhususkan kepada hari tertentu.  Dan yang jelas diterima dan dilaksanakan oleh kebanyakan umat Kristen sekarang ini ialah penyucian hari Minggu, sebagai hari kebaktian, dengan alasan, ialah karena itu adalah hari kebangkitan Yesus Kristus.
Sementara itu masih ada lagi yang tetap melaksanakan perintah Hukum hari Sabat itu sebagaimana yang diajarkan dari dalam Kitab Suci.  Mereka yang tetap mempertahankan penyucian hari Sabat, yaitu hari ketujuh, melihat bahwa sebagai Hukum yang keempat dari Sepuluh Hukum Allah, tidak dapat diubahkan dan tidak dapat dipisahkan dari Sepuluh Hukum itu.  Lebih jauh lagi bahwa penyucian hari Sabat, yaitu hari ketujuh bukan hanya menyangkut soal Hukum saja tetapi mempunyai arti dan nilai-nilai rohani yang khusus pada hari itu sesuai dengan rencana Allah yang dijanjikan bagi umat-Nya yang tidak dijanjikan pada hari lain.
Kemudian kita melihat pula adanya orang yang tidak yakin mengenai penyucian hari Minggu tetapi masih agak ragu terhadap hari Sabat itu namun berusaha mempelajari persoalan ini dengan lebih saksama agar memperoleh kebenaran.
Dengan demikian timbul beberapa pertanyaan yang memerlukan jawaban tentang hari Sabat itu!   Apakah sebenarnya hari Sabat itu ?  Apakah benar bahwa penyucian Sabat, hari ketujuh itu sudah diubahkan dan tidak berlaku sekarang ini ?  Untuk siapakah sebenarnya hari Sabat itu diberikan, bangsa Yahudi sajakah atau untuk umat manusia sepanjang zaman ?  Apakah penyucian hari Sabat itu berarti penyucian hari mana saja yang disukai ?  Manakah sebenarnya penyucian hari Sabat yang benar.
1. SABAT HARI KETUJUH  
Adapun bunyi Hukum hari Sabat dalam Sepuluh Hukum Allah itu, sebagai berikut :
"Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.  Enam hari lamanya engkau bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu, maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanyaTUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya."  Keluaran 20:8-11
(lihat contoh gambar kalender baik yang di website ini ataupun di rumah anda, perhitungan hari dimulai dari minggu (sun) yang berarti hari pertama dan berakhir hari sabtu (sat) yang berarti hari ketujuh).
Dari bunyi hukum itu dapatlah dengan jelas kita ketahui, apakah sebenarnya hari Sabat itu.   Satu kenyataan yang jelas tentang apa dan mengapa hari Sabat itu, ialah karena dalam enam hari Allah telah menjadikan langit dan bumi, dan berhenti pada hari yang ketujuh.  Dengan lain perkataan, bahwa hari Sabat itu adalah suatu hari peringatan penciptaan dunia.  Dengan demikian, maka tiap Sabat menarik pikiran kita kepada kuasa Allah yang telah menjadikan dunia ini.
Jelas pula dalam hukum itu dan tidak perlu disalahtafsirkan lagi bahwa hari Sabat itu hari yang "harus disucikan", itulah hari yang ketujuh" dan hari itulah "hari Tuhan" dan "hari yang diberkati".
Tegasnya tiap kali kita tiba pada hari Sabat yaitu hari ketujuh dalam minggu, memperingatkan kita tentang kuasa Allah yang menciptakan semesta alam.  Dan kebaktian pada hari itu adalah suatu tanda pengakuan kita terhadap kuasa Allah dalam hidup kita.
Dengan kata lain penyucian hari Sabat itu menjadi suatu tanda kesetiaan kita kepada Khalik Pencipta, suatu tugu peringatan tentang kuasa-Nya yang menciptakan dunia ini.
2. SABAT ALLAH YANG BENAR  
Dari manakah asal mulanya Sabat itu ? Benarkah Sabat itu dikhususkan bagi bangsa Yahudi atau bagi semua bangsa manusia ?  Sebenarnya Sabat itu pertama kali telah diberikan oleh Allah sendiri kepada Adam dan Hawa di Taman Eden.
Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari yang ketujuh dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu."  Kejadian 2:2,3.
Sangat jelas !  Tidak perlu dipersoalkan lagi, tentang  hari "ketujuh" itulah hari "Sabat".  Apa yang terjadi pada hari itu ? Allah berhenti dan memberkati hari itu, dan menyucikannya.  Dengan memberkati hari itu, dan menyucikannya.  Dengan kata lain Allah mengkhususkan hari yang ketujuh itu, untuk maksud-maksudnya yang suci.  Dengan demikian Sabat, hari ketujuh itu, bukanlah peraturan dan ketentuan yang dibuat oleh manusia, melainkan oleh Allah sendiri.
2500 tahun kemudian, ketika Allah memberikan 10 Firman, yaitu 10 Hukum Allah di atas dua loh batu di Gunung Sinai, Allah tidak membuat perubahan tentang hari Sabat, melainkan tetap diberikannya kepada manusia supaya menyucikan hari ketujuh, yaitu hari Sabat sebagai tanda kuasa Allah yang telah menjadikan langit dan bumi.
Apakah Sabat itu untuk orang Yahudi saja ?  Kalau benar menurut dugaan orang bahwa hari Sabat hukum keempat itu hanya untuk orang Yahudi saja, maka sudah tentu Sepuluh Hukum itu juga hanya untuk orang Yahudi, dan hanya orang Yahudi sajalah yang dilarang, jangan mencuri, jangan membunuh dan seterusnya !  Tidakkah demikian bukan ?
Lebih jauh lagi, bahwa hari Sabat itu sudah dimulai sejak di taman Eden, dan sudah sebanyak 130.000 kali disucikan sebelum bangsa Yahudi itu muncul sebagai satu bangsa.   Tegasnya sebelum bangsa Yahudi itu lahir, hari Sabat sudah lama dipelihara dan disucikan umat Allah.
"Lalu kata Yesus kepada mereka, Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari SABAT, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."  Markus 2:27,28.
Oleh karena Yesus adalah Khalik, Ia telah menjadikan hari Sabat pada mula pertama,maka hari Sabat itu adalah dari Yesus Kristus dan itulah hari yang benar dan disucikan oleh umat Allah.  Itulah juga hari yang Yesus sendiri sucikan.
"Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab."  Lukas 4:16.
3. HARI SABAT SATU TANDA  
Lebih lanjut, apa lagi yang dikatakan oleh Allah tentang hari Sabat itu ?   "Katakanlah kepada orang Israel, demikian, Tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu."  Keluaran 31:13.
"Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka."   Yehezkiel 20:12.
Hari Sabat itu adalah tanda umat Allah, panji yang meninggikan kebesaran Allah dan meterai yang menyatakan kekuasaan Allah yang telah menciptakan semesta alam.  Sabat itu pula adalah tanda kenyataan kebesaran pemerintahan Allah.
Satu pemerintahan dunia dapat dikenal dengan adanya beberapa tanda atau ciri-ciri khusus.   Misalnya dalam kehidupan sosial, kebudayaan, agama dan sebagainya.  Yang menonjol dalam ciri khas satu bangsa ialah bahasa, dan bendera bangsa itu.  Bagaimana jika seorang warga negara Indonesia yang menyatakan dirinya bahwa ia mencintai negara Indonesia, tetapi pada suatu ketika ia menginjak-injak bendera kebangsaan Indonesia di bawah tapak kakinya ?  Atau ia yang mengaku mencintai negara Indonesia tetapi mengibarkan bendera negara lain di depan rumahnya ?  Kita pasti menilai bahwa tindakan itu adalah suatu penghianatan !
Hari Sabat adalah tanda khusus antara Allah dan umat-Nya.  Hari Sabat itu adalah bendera, panji yang menyatakan lambang Allah sebagai Khalik Pencipta alam semesta.   Itu adalah hari suci, dan patut disucikan oleh umat Allah yang mengakui mencintai Tuhan dengan segenap hati, tubuh dan jiwa !  Namun demikian betapa banyak orang yang mengaku percaya kepada Allah, tetapi memperlakukan hari Sabat Tuhan itu, yaitu panji kebesaran Allah itu dengan dipijak-pijak di bawah telapak kaki mereka, enggan untuk menyucikannya, dan berbuat khianat mengibarkan bendera lain bagi dirinya sendiri !
4. TELADAN BAGAIMANA MENYUCIKAN SABAT  
Yesus disalibkan pada hari Jumat, yaitu hari yang disebut, hari persiapan untuk Sabat, yang mulai berlaku ketika matahari terbenam pada hari Jumat itu.  Yesus mati di salib pada petang hari itu dan Yusuf dari Arimatea menurunkan jenazah-Nya dan meletakkan dalam kubur.
Ada orang beranggapan bahwa oleh karena Yesus bangkit pada hari Minggu maka hari Sabat itu dengan sendirinya diganti dengan hari Minggu sebagai hari kebangkitan.  Namun demikian alasan ini walaupun bagus kedengarannya tetap tidaklah mempunyai dasar kebenaran Kitab Suci !  Perhatikanlah peristiwa yang sebenarnya terjadi pada waktu itu :
"Hari itu adalah hari persiapan dan Sabat hampir mulai.  Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan.  Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur.  Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut Hukum Taurat."  Lukas 23:54-56.
Dalam Lukas 24:1, dijelaskan pula bahwa
"Tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka."
Ayat ini tidak menunjukkan bahwa oleh karena peristiwa kebangkitan Yesus terjadi pada hari Minggu, maka hari Sabat hukum keempat itu sudah harus diganti dengan hari kebangkitan.
Setelah Yesus bangkit dan naik ke surga, rasul-rasul dan pengikut-pengikut Yesus tetap memelihara hari Sabat karena Yesus sendiri "Tuhan atas hari Sabat itu" (Markus 2:17,28), tidak pernah mengatakan sesuatu tentang hari Minggu.
Dikatakan tentang Rasul Paulus yang memberitakan tentang Yesus Kristus setelah lama Ia naik ke surga, ketika berada di kota Korintus, bahwa : "Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan - orang-orang Yunani.  Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka."  Kisah 18:4,11.
Rasul Paulus mengetahui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan atas hari Sabat kepada manusia, tidak pernah mengubahkan Sabat itu, "Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu.   Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci."  Kisah Para Rasul 17:2,3.
5. BERKAT DAN KEBAHAGIAAN MEMELIHARA HARI SABAT  
Hari Sabat tidak akan menyelamatkan seseorang.  Manusia tidak diselamatkan karena perbuatan dan penurutan pada Hukum Allah, karena manusia diselamatkan hanya oleh   karunia Yesus Kristus.  Namun demikian seorang yang percaya kepada Yesus Kristus dan menerima karunia daripada-Nya haruslah menjadi seorang yang bukan pelanggar hukum Allah melainkan penurut hukum itu, termasuk pula penurutan untuk menyucikan hari Sabat, hukum keempat.
Beberapa berkat dan kebahagiaan seseorang apabila ia memelihara hari Sabat dapat dikemukakan sebagai berikut :
  1. Oleh karena Sabat itu suatu tugu peringatan tentang kuasa Khalik yang menciptakan semesta alam maka pemeliharaan Sabat berarti memperkuat tugu peringatan itu bagi Khalik kita.  Dengan demikian Sabat itu memberikan kesempatan bagi kita untuk memperoleh hubungan yang erat dengan Khalik oleh mempelajari keajaiban alam dan mendapatkan kekuatan rohani.
  2. Dalam perbaktian kita pada hari itu, kehadiran Yesus Kristus, oleh Roh Suci akan meliputi kehidupan kita, karena pada waktu itu segala urusan keduniawian tidak kita lakukan, melainkan hanyala urusan kerohanian adanya.  Maka suasana kebahagiaan batin dalam jiwa kita akan dinikmati.
  3. Hari Sabat itu memberikan pula kesempatan bagi kita untuk bertemu dan berbakti bersama-sama, dalam pertemuan kebaktian umat Tuhan, suatu pertemuan yang memberikan suasana kesenangan dan kebahagiaan rohani.
  4. Hari Sabat menjadi pula hari bagi kita untuk membantu meringankan penderitaan sesama manusia, melawat orang sakit, memberikan makanan atau pakaian kepada orang-orang yang memerlukan.  Hari Sabat adalah hari kesukaan dan kebahagiaan, "Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat."  Matius 12:12.
  5. Hari Sabat adalah hari di mana ikatan keluarga akan lebih dipererat, Ayah, Ibu dan Anak-anak tidak bekerja atau tidak ke sekolah.  Mereka berkumpul bersama-sama untuk berdoa, membaca firman Allah atau buku-buku yang memberikan kekuatan rohani bagi jiwa.   Kesempatan ini jarang diperoleh pada hari lain.
  6. Hari Sabat dirasakan sebagai satu di mana Tuhan akan memberikan lebih banyak berkat dan kekuatan rohani apabila tiap orang berbakti pada hari itu dengan sebenarnya.
  7. Hari Sabat memberikan pula suatu suasana kedamaian dan kebahagiaan.  Seolah-olah sedang melatih diri kita untuk menikmati kebaktian hari Sabat yang sangat besar dalam dunia baru, di kerajaan surga.
Karena telah dijanjikan, "Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN."   Yesaya 66:23.
"Apabila engkau tidak menginjak-injak Hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan" dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia" apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan, Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya."   Yesaya 58:13,14.
Maukah saudara mendapatkan damai bahagia dan ketenangan jiwa ?  Maukah saudara menikmati arti hidup yang sebenarnya dengan kekuatan rohani yang sempurna ?  Oleh memelihara dan menyucikan Sabat, saudara menerima perjanjian, berkat Allah, kesucian hidup dan kebahagiaan abadi.

SEMENJAK DARI PERMULAAN GEREJA ADVENT MAHK


Tahun 1847 Ny White memperoleh khayal yg mengukuhkan kebenaran Sabat itu bagi umat Masehi Advent Hari Ketujuh.

“Selagi pada sesuatu kunjungan ke New Bedford, Mass., dalam tahun 1846 , saya berkenalan dengan pendeta Joseph Bates. Ia telah lebih dulu merangkul iman Advent, dan merupakan seorang pekerja yang aktif dalam pekerjaan Tuhan. Saya menemukan dia seorang Kristen terhormat yang jujur, sopan dan baik hati.

“Pertama kali ia mendengar saya berbicara, ia menaruh perhatian yang dalam. Setelah saya selesai bicara, ia bangkit dan mengatakan: ‘Saya adalah seorang Thomas yang ragu-ragu. Saya tidak percaya pada khayal-khayal. Namun sekiranya saya dapat mempercayai bahwa kesaksian yang diceritakan Sister pada malam ini benar merupakan suara Allah bagi kita, maka saya akan menjadi orang yang sangat berbahagia yang masih hidup. Hati saya benar-benar tergerak.

“Pendeta Bates beristirahat pada hari Sabtu, hari yang ketujuh dari minggu, maka ia mengemukakannya kehadapan perhatian kita sebagai Sabat yang benar. Saya tidak merasakannya penting dan bahkan mengira bahwa ia telah keliru berpegang pada perintah yang keempat itu lebih daripada sembilan perintah-perintah lainnya.

“Tetapi Tuhan memberikan kepada saya sebuah gambaran mengenai kaabah kesucian surga. Kaabah Allah itu terbuka di dalam surga, lalu kepada saya diperlihatkan peti perjanjian Allah yang tertutup dengan kursi kemurahan. Dua orang malaikat berdiri, masing-masing pada hujung dari peti perjanjian itu, dengan sayap-sayap mereka terbentang atas kursi kemurahan itu, dan wajah mereka mengarah kepadanya. Malaikat pengiringku memberitahu kepada saya bahwa ini mewakili semua bala tentara samawi yang memandang dengan hormat ketakutan pada hukum Allah itu, yang telah ditulis oleh jari Allah.

“Jesus mengangkat penutup peti perjanjian itu, lalu aku tampak kedua log batu pada mana sepuluh perintah itu telah ditulis. Saya terpesona sewaktu melihat perintah yang keempat itu ditengah-tengah kesepuluh peraturan hukum itu, dengan sebuah lingkaran cahaya yang lunak mengelilinginya. Kata malaikat itu : ‘Itulah satu-satunya dari yang sepuluh itu yang menggambarkan Allah yang hidup yang menciptakan segala langit dan bumi berikut semua perkara yang ada di dalamnya.’

“Sewaktu segala landasan bumi diletakkan, pada waktu itupun telah diletakkan juga landasan dari Sabat. Kepada saya ditunjukkan bahwa kalau saja Sabat yang benar itu telah dipelihara, maka tidak akan pernah ada seorang kapirpun atau orang yang tidak bertuhan. Peringatan akan Sabat sudah akan memeliharakan dunia daripada penyembahan berhala.

“Perintah yang keempat itu telah dinjak-injak, maka sebab itu kita terpanggil untuk memperbaiki pelanggaran hukum itu dan menghimbau bagi pemulihan Sabat yang telah dicemarkan itu. Si pendurhaka itulah yang telah meninggikan dirinya melebihi Allah, lalu merencanakan untuk merubah masa dan hukum, yang berakibatkan Sabat dirubah dari hari yang ketujuh kepada hari yang pertama dari minggu......

“Kepada saya ditunjukkan bahwa janji-janji yang berharga di dalam Jesaya 58:12-14 itu berlaku bagi orang-orang yang bekerja memulihkan Sabat yang benar itu.” – Life Sketches, pp. 95, 96.

GOD BLESS...

SEJARAH PENEMUAN KEMBALI HARI SABAT TUHAN ALLAH

SEJARAH PENEMUAN KEMBALI HARI SABAT TUHAN ALLAH

“Sementara itu Alkitab terus dipelajari untuk mendapatkan sesuatu terang yang lebih maju yang kiranya dapat menunjukkan posisi dan pekerjaan dari orang-orang Advent (hari pertama) itu. Pikiran sejumlah orang terutama terbawa kepada permasalahan hukum Allah, yang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kaabah kesucian. Semua doa mereka yang memohon bantuan lalu terjawab melalui suatu perantaraan yang tak terduga-duga. Orang-orang Advent itu telah mengajarkan kepada para anggota gereja-gereja lain mengenai periode-periode nubuatan dan kedatangan Kristus yang kedua kali. Kini mereka sendiri harus duduk sebagai pelajar. Ada pada waktu itu sesuatu gereja yang memiliki terang yang sudah maju atas permasalahan hukum ilahi, khususnya yang berkenan dengan perintah keempat. Dengan demikian sesuai takdir dari Allah mereka telah diundang untuk bertindak sebagai pembimbing bagi orang-orang Advent pencari kebenaran itu.

“Berabad-abad lamanya orang-orang Baptist Hari Ketujuh telah memeliharakan secara terbuka peringatan terhadap Sabat dari Alkitab. Selalu ada di dalam gereja Kristen orang-orang yang merayakan Sabat dari kejadian itu, dan tidak sedikit dari mereka yang terbunuh karena mempertahankan iman mereka selama masa aniaya. Orang pemelihara Sabat yang pertama datang ke Amerika dalam tahun 1664, tepat empat puluh empat tahun setelah pendaratan orang-orang pelarian itu. Satu atau dua orang lainnya menyusul datang ke Inggris, dan sebagian orang telah memeluk pandangan-pandangan mereka di negeri ini, sehingga dalam tahun 1668 Dr. E. Stennet, sala seorang anggota dari gereja Sabbatarian yang berjuang di London, setelah menyaksikan pendetanya ditarik turun dari mimbar lalu dibunuh, telah dapat mengirim salam dan hormat “kepada mereka yg tersisa di Rhode Island yg memeliharakan perintah-perintah Allah dan kesaksian Yesus.”

“Gereja Baptist Hari Ketujuh Amerika yg pertama telah diorganisir dalam tahun 1671, kemudian sebelum tiga puluh enam tahun berlalu sebuah gereja yg kedua telah diorganisir dengan tujuh belas anggotanya. Sewaktu General Conference dari Baptist Hari Ketujuh diorganisir dalam tahun 1802, iaitu meliputi delapan gereja, sembilan pendeta yg telah diurapi, dan 1.130 anggotanya....

“Demikianlah selagi orang-orang Adventist itu berdoa memohon terang yg lebih besar, dan sementara pikiran mereka diarahkan khusus kepada hukum Allah, maka orang-orang Baptist Hari Ketujuh berdoa memohon kepada Allah untuk berkenan bangkit dan menawarkan Sabat-Nya yg suci itu kepada mereka. Doa-doa dari kedua belah pihak secepatnya terjawab.

“Adalah dalam musim semi tahun 1844 kebenaran yg berkaitan dengan Sabat hari ketujuh itu pertama kali diperkenalkan kepada gereja Advent di Washington, N.H. Pada waktu itu nyonya Rachel Preston, seorang Baptist Hari Ketujuh pergi ke Washington mengunjungi anak perempuannya, istri dari Cyrus Farnsworth dari gereja Advent. Ia adalah seorang penganut yg tekun terhadap berbagai tuntutan dari Sabat Alkitab, dan telah membawa sertanya sejumlah literatur dari gereja Baptist Hari Ketujuh.

“Setelah melihat benih yg ditaburnya itu begitu cepat bertumbuh dan berbuah memberikan hasil, maka Nyonya Preston lalu duduk menangis kegembiraan. Dalam hanya beberapa hari seluruh sidang yg terdiri dari empat puluh anggotanya itu praktis telah memutuskan berdiri menganut Sabat dari Alkitab.

“Demikian inilah telah berdiri gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yg pertama. Gedung gereja yg semula, yg berdiri tiga mil di sebelah selatan Washington Pusat, masih dalam perbaikan. Nyonya Preston sendiri lalu bergabung dengan gereja, ia rela menyambut kabar-kabar baik perihal kedatangan Juruselamat yg segera sama halnya dengan kelompok-kelompok orang-orang Advent itu menyambut ajaran Alkitab perihal Sabat. Pendeta Advent yg pertama menyambut Sabat ialah Frederick Wheeler, yg berasal dari gereja Washington ini, sebelumnya ia adalah pendeta Methodist, dan seorang rekan pekerja dari William Miller. Ia mengatakan, bahwa dalam bulan maret 1844 ia mulai menganut Sabat.” – Origin Progress of Seventh-Day Adventist, pp. 181, 182, 183, 184.