Friday, November 19, 2010

SEJARAH PENEMUAN KEMBALI HARI SABAT TUHAN ALLAH

SEJARAH PENEMUAN KEMBALI HARI SABAT TUHAN ALLAH

“Sementara itu Alkitab terus dipelajari untuk mendapatkan sesuatu terang yang lebih maju yang kiranya dapat menunjukkan posisi dan pekerjaan dari orang-orang Advent (hari pertama) itu. Pikiran sejumlah orang terutama terbawa kepada permasalahan hukum Allah, yang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kaabah kesucian. Semua doa mereka yang memohon bantuan lalu terjawab melalui suatu perantaraan yang tak terduga-duga. Orang-orang Advent itu telah mengajarkan kepada para anggota gereja-gereja lain mengenai periode-periode nubuatan dan kedatangan Kristus yang kedua kali. Kini mereka sendiri harus duduk sebagai pelajar. Ada pada waktu itu sesuatu gereja yang memiliki terang yang sudah maju atas permasalahan hukum ilahi, khususnya yang berkenan dengan perintah keempat. Dengan demikian sesuai takdir dari Allah mereka telah diundang untuk bertindak sebagai pembimbing bagi orang-orang Advent pencari kebenaran itu.

“Berabad-abad lamanya orang-orang Baptist Hari Ketujuh telah memeliharakan secara terbuka peringatan terhadap Sabat dari Alkitab. Selalu ada di dalam gereja Kristen orang-orang yang merayakan Sabat dari kejadian itu, dan tidak sedikit dari mereka yang terbunuh karena mempertahankan iman mereka selama masa aniaya. Orang pemelihara Sabat yang pertama datang ke Amerika dalam tahun 1664, tepat empat puluh empat tahun setelah pendaratan orang-orang pelarian itu. Satu atau dua orang lainnya menyusul datang ke Inggris, dan sebagian orang telah memeluk pandangan-pandangan mereka di negeri ini, sehingga dalam tahun 1668 Dr. E. Stennet, sala seorang anggota dari gereja Sabbatarian yang berjuang di London, setelah menyaksikan pendetanya ditarik turun dari mimbar lalu dibunuh, telah dapat mengirim salam dan hormat “kepada mereka yg tersisa di Rhode Island yg memeliharakan perintah-perintah Allah dan kesaksian Yesus.”

“Gereja Baptist Hari Ketujuh Amerika yg pertama telah diorganisir dalam tahun 1671, kemudian sebelum tiga puluh enam tahun berlalu sebuah gereja yg kedua telah diorganisir dengan tujuh belas anggotanya. Sewaktu General Conference dari Baptist Hari Ketujuh diorganisir dalam tahun 1802, iaitu meliputi delapan gereja, sembilan pendeta yg telah diurapi, dan 1.130 anggotanya....

“Demikianlah selagi orang-orang Adventist itu berdoa memohon terang yg lebih besar, dan sementara pikiran mereka diarahkan khusus kepada hukum Allah, maka orang-orang Baptist Hari Ketujuh berdoa memohon kepada Allah untuk berkenan bangkit dan menawarkan Sabat-Nya yg suci itu kepada mereka. Doa-doa dari kedua belah pihak secepatnya terjawab.

“Adalah dalam musim semi tahun 1844 kebenaran yg berkaitan dengan Sabat hari ketujuh itu pertama kali diperkenalkan kepada gereja Advent di Washington, N.H. Pada waktu itu nyonya Rachel Preston, seorang Baptist Hari Ketujuh pergi ke Washington mengunjungi anak perempuannya, istri dari Cyrus Farnsworth dari gereja Advent. Ia adalah seorang penganut yg tekun terhadap berbagai tuntutan dari Sabat Alkitab, dan telah membawa sertanya sejumlah literatur dari gereja Baptist Hari Ketujuh.

“Setelah melihat benih yg ditaburnya itu begitu cepat bertumbuh dan berbuah memberikan hasil, maka Nyonya Preston lalu duduk menangis kegembiraan. Dalam hanya beberapa hari seluruh sidang yg terdiri dari empat puluh anggotanya itu praktis telah memutuskan berdiri menganut Sabat dari Alkitab.

“Demikian inilah telah berdiri gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yg pertama. Gedung gereja yg semula, yg berdiri tiga mil di sebelah selatan Washington Pusat, masih dalam perbaikan. Nyonya Preston sendiri lalu bergabung dengan gereja, ia rela menyambut kabar-kabar baik perihal kedatangan Juruselamat yg segera sama halnya dengan kelompok-kelompok orang-orang Advent itu menyambut ajaran Alkitab perihal Sabat. Pendeta Advent yg pertama menyambut Sabat ialah Frederick Wheeler, yg berasal dari gereja Washington ini, sebelumnya ia adalah pendeta Methodist, dan seorang rekan pekerja dari William Miller. Ia mengatakan, bahwa dalam bulan maret 1844 ia mulai menganut Sabat.” – Origin Progress of Seventh-Day Adventist, pp. 181, 182, 183, 184.

1 comment: